Mencari Tahu Tentang Kursi Patah di Masjid H Abdul Karim Desa Epil, Muba
Mesjid kursi patah di Desa Epil, Muba (foto-muk)--
Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 1,1 Hektare dan di sisi samping ada jembatan yang melintasi kolam serta tempat cinderamata oleh-oleh khas Musi Banyuasin.
Dilihat dari bentuknya, masjid ini memakai konsep arsitektur bangunan masjid turki (Hagia Sofia), sementara pintu masjid memakai konsep Masjid Nabawi.
Ornamen kursi patah ada kemiripan dengan pemandangan yang ada di Kantor Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Jenewa Swiss yang didirikan pada tahun 1997 silam.
Hanya saja Kursi Patah di depan Kantor Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Jenewa Swiss sebagai bentuk sebuah penolakan terhadap kekerasan bersenjata terhadap warga sipil.
Dikutip dari Harian Muba, Salah satu Pengurus Yayasan Ar Rohim yang merupakan yayasan Masjid H Abdul Kadim, Zuli mengatakan, keberadaan ornamen kursi patah tersebut merupakan keinginan pemilik masjid.
"Itu maknanya, kalau sedang duduk memimpin di suatu lembaga jangan lalai dengan agama dan ibadah," ujarnya.
Zuli menambahkan, ornamen Broken Chair atau kursi patah tersebut dibuat dari kayu Unglen yang dipesan langsung dari pulau Jawa.
"Jadi Broken Chair di dunia ini ada dua, satu di Swiss dan satunya lagi di Masjid H Abdul Kadim Desa Epil Muba, Sumsel," tutup dia. (Muk)