KORANHARIANBANYUASIN.ID - Pukul 04.30 WIB subuh, Rina sudah bangun tidur, untuk menyiapkan sarapan anak dan suaminya.
Seperti biasa, dia menggoreng gandum dicampur pisang emas.
"Pa, Rian bangun, mama sudah siapkan sarapan pagi. Shalat subuh dulu, air panas sudah mama siapkan," perintah Rina membangunkan suami dan anaknya.
Usai sarapan bersama, Rina sudah menyiapkan arit untuk bekerja pada lahan perkebunan milik temannya sebagai buruh.
Hal tersebut dilakukan untuk menambah uang belanja keluarganya.
Setelah suami dan anaknya pergi kerja dan sekolah Rina juga pergi bekerja sebagai buruh di perkebunan, sambil mengarit Rina juga mengambil beberapa sayur, seperti pucuk ubi, kangkung dan lainnya.
BACA JUGA:Resep Ayam Bakar Pedas Manis: Lezat, Menggoda, dan Mudah Dibuat di Rumah
BACA JUGA:Ayam Bumbu Rujak: Menu Rumahan Rasa Restoran, Ini Resep Mudahnya!
Semangatnya membantu mencari nafkah sangat luar biasa, agar kebutuhan rumah tangganya terpenuhi.
Sedangkan suaminya bekerja sebagai karyawan disalah satu perkebunan.
Ilham, Suami Rina hanya tamatan SMK mendapat gaji di perusahaan sekitar Rp 3 juta/bulan.
Sedang Rina juga tamat SMA, penghasilan tidak jelas, namun Rina bisa menyisihkan gaji dari suami dan pendapatannya setiap bulan.
Rina selalu menyiapkan bekal makanan untuk suami dan anaknya, termasuk untuk dia sendiri setiap mau kerja.
"Kok lauknya hanya ikan asin, sayur bayam dan lalap jengkol, hampir setiap hari, apa tidak ada lauk lain kah," gumam Ilham dalam hati.
Sehingga Ilham kadang minder dari taman-temannya, karena lauk makan temannya, daging rendang, ayam goreng, lalap petai, jengkol, bahkan tersedia buah untuk cuci mulut sehabis makan.