Waktu Seolah Melambat
Momen ketiga dialami Askolani saat acara besar di Ponpes Nurul Iman yang menghadirkan penceramah kondang, Ustadz Ahmad Al-Habsyi. Sang ustadz tiba terlambat karena kesalahan teknis. Ia sampai di lokasi pukul 17.15 WIB, hanya sedikit waktu tersisa menjelang Magrib.
BACA JUGA:Gaji 13 Pemkab Muba Cair, Pegawai Ucapkan Terima Kasih ke Bupati Toha
“Saya khawatir tak cukup waktu untuk sambutan dan ceramah. Tapi KH Balian bilang: jangan takut, biar Tuhan yang mengatur semuanya,” kata Askolani.
Secara ajaib, waktu yang dirasa sempit ternyata cukup untuk menyelesaikan seluruh rangkaian acara sesuai rencana.
“Ini mengajarkan saya, bahwa jika kita berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT, semua akan berjalan lancar,” imbuhnya.
BACA JUGA:Polres Banyuasin Ziarah Makam Pahlawan, Sampaikan Penghormatan di Rangkaian Hari Bhayangkara ke-79
Prediksi Jadi Bupati
Lebih jauh, Askolani juga mengungkap satu kalimat kenangan yang begitu berkesan dari KH Balian, jauh sebelum dirinya terpilih menjadi Bupati Banyuasin.
“Beliau orang pertama yang mengatakan bahwa saya akan menjadi Bupati. Waktu itu kami sedang safari Jumat, beliau menyampaikan langsung dalam sambutan di depan masyarakat,” kenang Askolani dengan mata berkaca-kaca.
Menurutnya, prediksi itu bukan hanya sekadar ucapan, melainkan doa tulus yang kini menjadi kenyataan.
BACA JUGA:Ketumbar Turunkan Kolesterol Jahat dan Jaga Kesehatan Jantung
Kehilangan Sosok Guru dan Wali
Dalam takziah yang berlangsung khidmat itu, Bupati Askolani menyampaikan rasa kehilangan mendalam atas wafatnya KH Balian. Ia menyebut, Banyuasin kehilangan seorang tokoh penting yang telah menjadi panutan umat, guru spiritual, sekaligus pejuang dakwah yang ikhlas.
“Beliau bukan hanya guru bagi santri-santri di Ponpes Nurul Iman, tapi juga guru kehidupan bagi saya pribadi. Semoga Allah menempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Nya,” pungkasnya.
BACA JUGA:Manfaat Ketumbar Kaya Antioksidan: Tangkal Radikal Bebas dan Cegah Penyakit Kronis