Beberapa keputusan yang tergesa di lapangan membuat mereka kehilangan kontrol permainan.
Alhasil, keunggulan itu hilang dan mereka harus kehilangan gim pertama dengan skor 21-23.
Tak ingin mengulangi kesalahan yang sama, Amri/Nita tampil jauh lebih solid di gim kedua.
Mereka bermain lebih agresif dan percaya diri. Meski sempat tertinggal 1-6 dari pasangan Jepang, Amri/Nita menunjukkan semangat juang tinggi dan perlahan bangkit.
Strategi menyerang dari depan net serta permainan reli panjang dimanfaatkan untuk menyulitkan lawan.
Ketenangan dan komunikasi di antara keduanya pun mulai terjalin baik.
Perlahan tapi pasti, pasangan Indonesia bisa membalikkan keadaan dan unggul di interval dengan skor 11-8.
Setelah jeda, mereka semakin dominan dan berhasil menutup gim kedua dengan skor 21-18, memaksa laga dilanjutkan ke gim ketiga.
Namun, saat harapan bangkit mulai tumbuh, momentum kemenangan itu tak bisa dipertahankan di gim penentuan.
Fokus dan konsistensi permainan Amri/Nita mulai menurun.
Kesalahan-kesalahan sendiri kembali muncul, terutama dari sisi pertahanan dan antisipasi bola-bola cepat dari pasangan Jepang.
Mereka tertinggal jauh sejak awal gim ketiga, dan meskipun berupaya mengejar, defisit poin yang cukup besar membuat upaya mereka gagal membuahkan hasil.
Hiroki Midorikawa/Natsu Saito, yang bermain di depan publik sendiri, tampil lebih stabil dan mampu memanfaatkan setiap kelengahan lawannya.
Mereka menutup gim ketiga dengan skor 21-14, sekaligus mengakhiri perjuangan Amri/Nita di turnamen ini.
Usai pertandingan, Amri Syahnawi mengakui bahwa mereka sebenarnya telah mempersiapkan diri dengan cukup baik untuk menghadapi lawan tangguh seperti Midorikawa/Saito.
“Kami sebenarnya sudah cukup siap, tapi sayangnya tadi kurang tenang di poin-poin kritis, terutama saat setting di gim pertama. Kalau saja bisa lebih sabar dan tidak terburu-buru, hasilnya mungkin berbeda,” ujar Amri.