PANGKALAN BALAI - Petani di Banyuasin, Sumatera Selatan, kini mulai merasakan keuntungan bertani melon di Green House.
Berkat teknologi ini, mereka mampu panen melon berkualitas ekspor dengan hasil panen berlimpah dan bebas pestisida.
Bahkan para petani ini bercita-cita akan membangun pesantren dari hasil keuntungan budidaya melon dengan sistem Green house ini.
BACA JUGA:Puluhan Pegawai Pemkab Banyuasin Terjaring Razia Satpol PP, Gunakan Sandal Saat Jam Kerja
Salah satu petani yang sukses menggunakan Green House adalah Iwan, warga Pangkalan Balai.
Iwan telah merasakan manfaat Green House dikebun yang ia rintis bersama rekan petani lainnya, yang berlokasi di Kelurahan Kayuara Kuning Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin.
Menurut Iwan, ia berkebun melon dengan sistem green house dengan dibantu tim ahli yang datang langsung dari pulau Jawa bernama Gus Hidayatullah.
BACA JUGA:Ahmad Aman Astra Sambangi Warga Lubuk Lancang, Dengarkan Aspirasi dan Dorong Partisipasi Politik
"Alhamdulillah kebun melon kita ini berada diatas lahan dengan luas 1 hektare, kita punya 6 green house dengan 12 ribu batang," ujar Iwan.
Menurut Iwan ia sudah melakukan panen melon dengan metode green house ini sebanyak 12 ton.
"Harga jualnya cukup mahal yakni Rp 20rb-25rb/kilogramnya. Melon ini adalah kualitas impor, tapi masih kita usahkan untuk memenuhi pasar lokal," bebernya.
BACA JUGA:8 Ton Beras Ludes Terjual di Operasi Pasar Murah Pusat Kuliner Pangkalan Balai
Sementara itu, petani lainnya Gus Hidayatullah mengatakan, ia sudah sepakat dengan petani lainnya untuk mendirikan pesantren dari keuntungan bertani melon dengan metode green house.
Pihaknya sudah menyiapkan 10 hektare lahan untuk pendirian pesantren dan pertanian green house di Desa Tanjung Angung Kecamatan Banyuasin III.
Kata Gus Hidayatullah jika para santri nantinya selain memperdalam ilmu agama juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan bertani dengan metode green house.