Salah satu penyebab paling umum dari rambut rontok adalah faktor genetik, dikenal sebagai androgenetic alopecia.
BACA JUGA:Tangan Sering Kesemutan? Waspadai Penyakit-Penyakit Ini!
BACA JUGA:Diabetes tak Hanya Menyerang di Usia Lanjut, Kenali Ciri-ciri Diabetes di Usia Muda
Kondisi ini terjadi karena kepekaan folikel rambut terhadap dihidrotestosteron (DHT), hormon yang menyebabkan folikel mengecil dan menghasilkan rambut yang lebih tipis dan lebih pendek seiring waktu.
Androgenetic alopecia dapat terjadi pada pria dan wanita, meskipun pola kerontokan rambut berbeda.
Perubahan Hormonal
Perubahan hormon dapat mempengaruhi pertumbuhan rambut. Beberapa kondisi hormonal yang dapat menyebabkan rambut rontok meliputi:
Kehamilan dan Persalinan: Banyak wanita mengalami kerontokan rambut beberapa bulan setelah melahirkan, dikenal sebagai telogen effluvium.
Menopause: Penurunan kadar estrogen selama menopause dapat menyebabkan rambut rontok pada wanita.
Gangguan Tiroid: Hipotiroidisme dan hipertiroidisme dapat menyebabkan perubahan dalam siklus pertumbuhan rambut, mengakibatkan kerontokan rambut.
Stres dan Trauma
Stres fisik dan emosional dapat memicu kerontokan rambut yang signifikan.
Beberapa jenis kerontokan rambut yang disebabkan oleh stres meliputi:
Telogen Effluvium: Stres menyebabkan rambut memasuki fase telogen lebih cepat, mengakibatkan rambut rontok yang tiba-tiba dan menyebar.
Alopecia Areata: Kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut, menyebabkan rambut rontok dalam bentuk tambalan.
Nutrisi dan Diet