Edward juga menyoroti dampak positif dari program cetak sawah terhadap lingkungan.
Selain membantu meningkatkan produksi beras, cetak sawah juga diyakini dapat mengurangi risiko kebakaran lahan serta dampak buruk perubahan iklim seperti banjir di kawasan persawahan.
Upaya ini sejalan dengan berbagai kebijakan pemerintah, termasuk rencana strategis penambahan lahan baku sawah di Provinsi Sumsel.
Berdasarkan data yang disampaikan Edward, terdapat potensi penambahan lahan sawah yang cukup besar di Sumatera Selatan.
Berdasarkan surat Penjabat Gubernur Sumatera Selatan No. 520/1626/DIS.PTPH/2024, pada tahun 2020 hingga 2022, total penambahan lahan baku sawah mencapai 138.698,86 hektar.
Ini termasuk potensi lahan baru yang masih bisa dioptimalkan.
Selain itu, pada tahun 2024, usulan lokasi cetak sawah rakyat melalui swakelola mencapai 20.186,175 hektar.
Edward berharap melalui sosialisasi dan sinkronisasi ini, pemerintah daerah dan berbagai instansi terkait dapat berkoordinasi dengan lebih baik untuk memastikan program cetak sawah berjalan sesuai rencana.
"Diharapkan kegiatan ini dapat menghasilkan rekomendasi yang tepat sasaran, sehingga langkah-langkah yang kita ambil dalam program cetak sawah dapat terlaksana dengan baik," tambahnya.