ZR dan Pemuda Pancasila merasa bahwa tindakan tersebut berlebihan, dan hingga keesokan harinya mobil belum juga dikembalikan.
ZR akhirnya melaporkan kejadian ini ke Polres Banyuasin.
Mereka juga menyoroti tindakan Kepala Desa yang membagikan beras kepada masyarakat setelah insiden, yang dianggap sebagai upaya mencari simpati politik.
"Setelah mobil dirampas baru ia mengumpulkan masyarakat mencari dukungan untuk menandatangani kesepakatan terkait perdes tersebut," ujarnya.
"Itu setelah perampasan mobil baru buat kesempatan. Dan kocaknya lagi setelah kejadian, kades bagi bagi beras untuk mencari simpati dukungan masyarakat. Entah ini unsurnya politik dan mencari pengamanan beliau, " tuduhnya.
Klarifikasi dari Kepala Desa Sukadamai
Sementara itu, Kepala Desa Sukadamai, Ahmad Lamiran (AL), membantah tuduhan tersebut.
Ia menegaskan bahwa tindakan yang ia lakukan murni untuk menegakkan Perdes yang bertujuan menjaga kondisi jalan desa dari kerusakan akibat muatan berlebih.
Ahmad Lamiran menyatakan bahwa tindakan yang ia ambil adalah demi kebaikan masyarakat.
"Tidak ada perampasan surat kendaraan seperti yang dituduhkan. Beras yang dibagikan adalah bantuan dari Polsek Tanjung Lago, bukan untuk tujuan politik, ada 4 desa di tanjung Lago yang mendapat bantuan beras dari Polsek," jelasnya.
Menurutnya, apa yang disampaikan pemuda Pancasila itu tidak mendasar dan fitnah.
Oknum Pemuda Pancasila inisial M itu hanya mendengarkan sepihak, tanpa ada klarifikasi dari pihak kami.
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Tingkatkan Kualitas Kepegawaian dengan Sistem Merit Menuju Smart ASN
"Kami bagi beras untuk galang dukungan, itu jelas fitnah dan akan mengambil langkah hukum," ujarnya.