PALEMBANG - Setelah berjalan dan menyasar warga miskin ekstrem, program Bantuan Tunai untuk Masyarakat Miskin (Bantu Umak) dilakukan monitoring dan evaluasi oleh Majelis Pertimbangan Kelitbangan (MPK) Program Pengentasan Kemiskinan Ekstrem.
"Dari sampling 50 persen wilayah di Muba, yang kita monitoring warga miskin ekstrem di Muba sebesar 3.893 jiwa atau hanya 0.96 persen," ungkap Majelis Pertimbangan Kelitbangan (MPK) Program PengentasanKemiskinan Ekstrem, Ir Yulius MSc, belum lama ini.
Ia mencatat, 92 persen program Bantu Umak sudah tersalurkan ke warga Muba kategori miskin ekstrem.
BACA JUGA:Jalan Perjuangan Putus, Ternyata Ini Penyebabnya!
BACA JUGA: 24 Peserta Ikuti Test CAT Rekrutmen Petugas Haji Banyuasin
"Sisanya tidak tersalurkan karena data atau identitas yang tidak sinkron," terangnya.
Ia menjelaskan, 30 persen warga miskin ekstrem di Muba memanfaatkan program Bantu Umak untuk membeli kebutuhan pokok atau sembako.
"Lalu, 69 persen dimanfaatkan untuk membiayai anak sekolah," terangnya.
BACA JUGA:Turnamen Sepakbola Bupati Cup 2023 Resmi Berakhir
BACA JUGA:Andi Wijaya Busro Raih Anugerah Lintas Politika Award 2023
Ia mengatakan, dari hasil monitoring dan evaluasi tersebut pihaknya merekomendasikan perlu dilakukan upaya perbaikan dalam verifikasi dan validasi dan penerbitan kriteria yang jelas mengenai miskin ekstrem dan penerima manfaat.
"Kemudian, pemberian reward dan punishment untuk meningkatkan peran desa dan perangkat desa dalam verifikasi dan validasi data," jelasnya.
Sementara itu, Pj Bupati Apriyadi Mahmud mengatakan hasil monitoring dan evaluasi MPK Program Pengentasan Kemiskinan Ekstrem akan menjadi catatan untuk lebih memaksimalkan lagi berjalannya atau realisasi program pengentasan kemiskinan ekstrem di Muba.
BACA JUGA:Sekda Sumsel Pantau Gereja dan Pospam Nataru
BACA JUGA:Harga Pangan Terkendali dan Stabil, Stok Aman