PANGKALAN BALAI - Pendidikan seumur hidup menjadi pilar utama dalam merespons dinamika perubahan masyarakat dan teknologi di era modern.
Masa depan pendidikan dipandang sebagai landasan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Menurut Pemerhati Budaya Irwan P Ratu Bangsawan, salah satu tren penting adalah pengintegrasian teknologi dalam proses pembelajaran.
BACA JUGA:Pastikan Keamanan, Pj Gubernur Tinjau Bandara SMB II Palembang BACA JUGA:Pj Bupati Banyuasin Santuni Anak Yatim Piatu dan Palestina di Malam Tahun BaruDengan munculnya platform pembelajaran online, pelajar dapat mengakses materi pembelajaran kapan saja dan di mana saja, memungkinkan pembelajaran yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan individu.
Selain itu, konsep kelas yang bersifat inklusif semakin mendapatkan perhatian. Pendidikan seumur hidup tidak lagi terbatas pada usia atau tingkat pendidikan tertentu.
Semua kalangan, termasuk dewasa dan lansia, diakui memiliki hak untuk terus belajar.
BACA JUGA:Pj Bupati Banyuasin Hani Syopiar Rustam SH Kunjungi Pos Pengamanan Nataru Betung
BACA JUGA:Kolam Renang Tirta Kencana: Surga Liburan yang Memanjakan Tawa Anak-Anak
Hal ini mendorong adanya program-program pendidikan non-formal yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan beragam peserta didik.
Perubahan paradigma ini menggambarkan evolusi sistem pendidikan dari yang bersifat eksklusif menjadi inklusif.
Perkembangan teknologi bukan hanya sekadar alat pembelajaran, tetapi juga mengubah metode evaluasi dan pengukuran.
BACA JUGA:Pastikan Kondusifitas Keamanan Dan Kenyamanan Bagi Masyarakat Terjaga
BACA JUGA:Kapolres Banyuasin Tuntut Personel Tingkatkan Kinerja dan Pelayanan Masyarakat
Tren penilaian berbasis keterampilan dan proyek menjadi lebih dominan, menggantikan model ujian tradisional.
Dengan pendekatan ini, peserta didik diuji pada kemampuan praktis mereka dan kemampuan berpikir kritis, memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kesiapan mereka menghadapi tantangan dunia nyata.