Sekda Sumsel Ajak TPID Kabupaten/Kota Aktif Kendalikan Inflasi Lewat Rakor dan Capacity Building

--Foto humaspemprovsumsel

BACA JUGA:Polsek Sungsang Berhasil Ungkap Kasus Curat, 1 Motor dan 3 Pelaku Diamankan

Adapun dari pusat, hadir perwakilan Kemenko Perekonomian yang menjelaskan pentingnya optimalisasi program nasional dan daerah dalam pengendalian inflasi.

Dalam pemaparannya, Sekda Edward mengungkapkan bahwa inflasi Sumsel pada Juni 2025 tercatat sebesar 0.08% (month to month) dan 2,44% (year on year).

Angka ini dinilai masih dalam batas aman, yakni target nasional 2,5% ±1%, namun menjadi yang tertinggi pertama di Pulau Sumatera dan kedelapan secara nasional.

Komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi yoy antara lain emas perhiasan, beras, bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, dan tomat.

Sementara secara mtm, penyumbang terbesar adalah beras, daging ayam ras, emas perhiasan, cabai rawit, dan telur ayam ras.

Lebih jauh, Sekda turut menyampaikan evaluasi perkembangan inflasi dan IPH di 17 kabupaten/kota.

Ia berharap TPID daerah dapat lebih aktif dan responsif terhadap tantangan inflasi yang dinamis, terutama dalam menyikapi lonjakan harga menjelang akhir tahun.

"Harapan kami, TPID kabupaten/kota lebih aktif mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah inflasi di wilayah masing-masing.

Usai pemaparan narasumber, kita akan bahas permasalahan daerah secara langsung," ujar Sekda.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Duddy Adiya, menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumsel cukup tinggi dan berada di atas rata-rata nasional.

Namun, sebagai daerah agraris, Sumsel sangat rentan terhadap cuaca ekstrem yang dapat berdampak pada pasokan dan harga pangan strategis.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan