Tak Hanya Orang Dewasa, Bayi Juga Bisa Kena Gerd, Kok Bisa? Simak Penjelasannya

Reporter: Apriyanti |

Editor: Apriyanti |

Kamis , 16 Jan 2025 - 13:00

Gerd pada bayi menyebabkan bayi merasa tidak nyaman dan bahkan berisiko untuk masalah kesehatan lainnya.--Foto ilustrasi

Selain itu, perut bayi yang kecil juga berperan dalam meningkatkan risiko GERD.

Karena kapasitas perut bayi terbatas, makanan yang masuk ke dalam perut bisa dengan mudah terdorong kembali ke kerongkongan, apalagi jika bayi berbaring setelah makan atau saat menyusui terlalu banyak.

Gejala GERD pada Bayi

Bayi yang mengalami GERD umumnya menunjukkan beberapa gejala yang bisa membedakannya dengan kondisi lain.

Gejala utama GERD pada bayi meliputi:

- Muntah atau Gumoh yang Berlebihan

Meskipun gumoh atau muntah pada bayi cukup umum, GERD menyebabkan bayi lebih sering muntah, bahkan setelah makan.

- Rewel dan Cemas setelah Makan

Bayi yang menderita GERD sering merasa tidak nyaman dan menangis lebih sering, terutama setelah diberi makan.

- Menolak Makan atau Kesulitan Menyusu

Rasa sakit akibat asam lambung yang naik bisa membuat bayi menolak untuk menyusu atau makan, karena mereka merasa tidak nyaman.

- Batuk atau Mengi

Refluks asam yang masuk ke saluran pernapasan dapat menyebabkan batuk atau mengi (suara napas yang berbunyi serak).

Faktor Risiko Bayi Mengalami GERD

tak hanya orang dewasa, bayi juga bisa kena gerd, kok bisa? simak penjelasannya                            koranharianbanyuasin.id - gastroesophageal reflux disease (gerd) adalah kondisi medis yang terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
biasanya, kondisi ini lebih dikenal pada orang dewasa, tetapi ternyata bayi juga dapat mengalami gerd.
gerd pada bayi sering disebut sebagai refluks asam atau refluks gastroesofagus, yang pada dasarnya adalah ketika isi lambung, termasuk asam, kembali naik ke kerongkongan dan mulut.
baca juga:benarkah air hangat bisa meredakan serangan gerd? simak penjelasannya!
baca juga:stop konsumsi timun jika anda menderita gerd, ini alasannya!
hal ini bisa menyebabkan bayi merasa tidak nyaman dan bahkan berisiko untuk masalah kesehatan lainnya.
apa penyebab bayi mengalami gerd?
pada bayi, gerd sering terjadi karena beberapa faktor yang terkait dengan perkembangan tubuh mereka.
baca juga:bercak putih pada wajah si kecil, apakah panu atau kondisi lain? simak penjelasannya
baca juga:perhatian bagi para ibu, simak 4 waktu tepat untuk deep talk dengan si kecil
salah satu penyebab utamanya adalah sfingter esofagus bagian bawah yang belum sepenuhnya berkembang.
sfingter ini adalah otot yang berfungsi untuk menjaga makanan dan asam lambung tetap berada di lambung.
pada bayi, sfingter ini mungkin belum sepenuhnya kuat, sehingga asam lambung lebih mudah naik ke esofagus, menyebabkan refluks.
baca juga:musim hujan tiba, hindari 4 penyakit berbahaya yang rentan menyerang si kecil
baca juga:anak mengalami autoimun? ini 3 tanda awal yang wajib diketahui orangtua
selain itu, perut bayi yang kecil juga berperan dalam meningkatkan risiko gerd.
karena kapasitas perut bayi terbatas, makanan yang masuk ke dalam perut bisa dengan mudah terdorong kembali ke kerongkongan, apalagi jika bayi berbaring setelah makan atau saat menyusui terlalu banyak.
gejala gerd pada bayi
bayi yang mengalami gerd umumnya menunjukkan beberapa gejala yang bisa membedakannya dengan kondisi lain.
gejala utama gerd pada bayi meliputi:
- muntah atau gumoh yang berlebihan
meskipun gumoh atau muntah pada bayi cukup umum, gerd menyebabkan bayi lebih sering muntah, bahkan setelah makan.
- rewel dan cemas setelah makan
bayi yang menderita gerd sering merasa tidak nyaman dan menangis lebih sering, terutama setelah diberi makan.
- menolak makan atau kesulitan menyusu
rasa sakit akibat asam lambung yang naik bisa membuat bayi menolak untuk menyusu atau makan, karena mereka merasa tidak nyaman.
- batuk atau mengi
refluks asam yang masuk ke saluran pernapasan dapat menyebabkan batuk atau mengi (suara napas yang berbunyi serak).
faktor risiko bayi mengalami gerd
beberapa faktor dapat meningkatkan risiko bayi terkena gerd.
bayi yang lahir prematur memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami gerd karena sistem pencernaan mereka yang belum sepenuhnya matang.
bayi dengan berat badan lahir rendah atau bayi dengan kondisi medis tertentu, seperti cerebral palsy atau kelainan struktural pada kerongkongan, juga lebih rentan mengalami gerd.
selain itu, pola makan yang tidak tepat atau kebiasaan tidur yang buruk, seperti memberi bayi makan lalu langsung tidur, dapat memperburuk kondisi gerd.
kebiasaan ini memudahkan asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan ketidaknyamanan pada bayi.
cara mengatasi gerd pada bayi
mengatasi gerd pada bayi membutuhkan pendekatan yang hati-hati.
beberapa langkah yang dapat dilakukan orangtua antara lain:
menjaga posisi tidur yang tepat: setelah makan, pastikan bayi dalam posisi tegak atau sedikit dimiringkan untuk membantu mengurangi refluks.
memberikan makanan dalam porsi kecil: memberikan makanan dalam jumlah lebih sedikit dan lebih sering bisa membantu mengurangi tekanan pada perut bayi.
pemantauan dan konsultasi dengan dokter: jika gejala gerd berlanjut atau semakin parah, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak.
dokter mungkin akan memberikan obat atau menyarankan perubahan pola makan dan tidur bayi.
meskipun gerd pada bayi dapat menimbulkan kekhawatiran bagi orangtua, dengan penanganan yang tepat, kondisi ini umumnya dapat diatasi seiring dengan bertambahnya usia bayi.
bayi cenderung semakin berkembang dan otot sfingter esofagusnya menjadi lebih kuat, sehingga masalah refluks dapat berkurang.
namun, penting bagi orangtua untuk selalu memantau kondisi bayi dan berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran HARIAN BANYUASIN 16 JANUARI 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan