Tak Hanya Orang Dewasa, Bayi Juga Bisa Kena Gerd, Kok Bisa? Simak Penjelasannya
Gerd pada bayi menyebabkan bayi merasa tidak nyaman dan bahkan berisiko untuk masalah kesehatan lainnya.--Foto ilustrasi
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko bayi terkena GERD.
Bayi yang lahir prematur memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami GERD karena sistem pencernaan mereka yang belum sepenuhnya matang.
Bayi dengan berat badan lahir rendah atau bayi dengan kondisi medis tertentu, seperti cerebral palsy atau kelainan struktural pada kerongkongan, juga lebih rentan mengalami GERD.
Selain itu, pola makan yang tidak tepat atau kebiasaan tidur yang buruk, seperti memberi bayi makan lalu langsung tidur, dapat memperburuk kondisi GERD.
Kebiasaan ini memudahkan asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan ketidaknyamanan pada bayi.
Cara Mengatasi GERD pada Bayi
Mengatasi GERD pada bayi membutuhkan pendekatan yang hati-hati.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan orangtua antara lain:
Menjaga Posisi Tidur yang Tepat: Setelah makan, pastikan bayi dalam posisi tegak atau sedikit dimiringkan untuk membantu mengurangi refluks.
Memberikan Makanan dalam Porsi Kecil: Memberikan makanan dalam jumlah lebih sedikit dan lebih sering bisa membantu mengurangi tekanan pada perut bayi.
Pemantauan dan Konsultasi dengan Dokter: Jika gejala GERD berlanjut atau semakin parah, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak.
Dokter mungkin akan memberikan obat atau menyarankan perubahan pola makan dan tidur bayi.
Meskipun GERD pada bayi dapat menimbulkan kekhawatiran bagi orangtua, dengan penanganan yang tepat, kondisi ini umumnya dapat diatasi seiring dengan bertambahnya usia bayi.
Bayi cenderung semakin berkembang dan otot sfingter esofagusnya menjadi lebih kuat, sehingga masalah refluks dapat berkurang.
Namun, penting bagi orangtua untuk selalu memantau kondisi bayi dan berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.