Betina memiliki sengat yang lebih kuat dibandingkan jantan, yang biasanya tidak memiliki sengat yang efektif.
7. Ancaman dan Konservasi
Meskipun Blue Carpenter Bee bukan termasuk spesies yang terancam punah, mereka menghadapi beberapa ancaman di habitat aslinya.
Deforestasi dan hilangnya habitat alami adalah salah satu ancaman terbesar bagi populasi lebah ini.
Terutama karena mereka sangat bergantung pada kayu tua untuk bersarang.
Penggunaan pestisida yang berlebihan juga dapat berdampak negatif pada populasi lebah ini, karena mereka dapat terkena racun saat mencari makan di bunga yang tercemar.
Upaya konservasi untuk Blue Carpenter Bee termasuk perlindungan habitat alami mereka dan pengurangan penggunaan pestisida di area yang menjadi habitat mereka.
Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya lebah dalam ekosistem dapat membantu mengurangi ancaman terhadap spesies ini.
8. Keberadaan dalam Budaya Populer
Blue Carpenter Bee mungkin tidak sepopuler lebah madu dalam budaya populer, tetapi mereka telah menarik perhatian para ilmuwan dan pecinta alam karena keunikan dan kecantikan mereka.
Dalam beberapa budaya di Asia Tenggara, lebah ini dianggap sebagai simbol keindahan dan kekuatan karena warna birunya yang memukau dan perilaku mereka yang mandiri dalam membuat sarang.
Beberapa fotografer alam juga sering menjadikan Blue Carpenter Bee sebagai subjek foto karena keindahan dan keunikan warnanya, yang membuatnya menonjol di antara serangga lainnya.
Selain itu, kehadiran Blue Carpenter Bee dalam ekosistem hutan tropis menunjukkan kesehatan lingkungan yang baik.
Karena mereka hanya berkembang di habitat yang seimbang dan kaya akan sumber daya alami.
Blue Carpenter Bee adalah salah satu spesies lebah yang paling menarik dan indah di dunia.
Dengan warna birunya yang mencolok, perilaku bersarang yang unik, dan peran pentingnya dalam penyerbukan, lebah ini memiliki tempat yang istimewa dalam ekosistem dan kehidupan manusia.