Meskipun fruktosa adalah jenis gula alami yang terkandung dalam buah-buahan, bagi penderita diabetes, konsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar gula darah.
Penderita diabetes harus sangat berhati-hati dalam menjaga asupan gula harian mereka.
Mengonsumsi buah kelengkeng secara berlebihan dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang tidak terkendali.
Ini dapat memperburuk kondisi diabetes dan meningkatkan risiko komplikasi seperti kerusakan saraf, penyakit jantung, dan gangguan penglihatan.
Oleh karena itu, penderita diabetes sebaiknya menghindari konsumsi buah kelengkeng atau mengonsumsinya dalam jumlah yang sangat terbatas.
2. Obesitas dan Kelebihan Berat Badan
Buah kelengkeng memang rendah lemak, namun kandungan gula dan kalori yang dimilikinya cukup tinggi.
Mengonsumsi kelengkeng dalam jumlah banyak bisa berkontribusi terhadap penambahan berat badan, terutama bagi mereka yang sudah mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
Bagi penderita obesitas, konsumsi makanan tinggi gula dan kalori dapat memperburuk kondisi kesehatan.
Gula dalam kelengkeng dapat dengan mudah diubah menjadi lemak jika tidak digunakan oleh tubuh sebagai energi.
Hal ini dapat menyebabkan penumpukan lemak, terutama di area perut, yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.
3. Penderita Gangguan Pencernaan
Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, kelengkeng dianggap sebagai buah yang "panas."
Artinya, buah ini dipercaya dapat memicu atau memperburuk kondisi yang terkait dengan kelebihan panas dalam tubuh, seperti masalah pencernaan.
Orang yang menderita gangguan pencernaan, seperti refluks asam lambung atau sindrom iritasi usus besar (IBS), mungkin merasakan ketidaknyamanan setelah mengonsumsi kelengkeng.
Konsumsi kelengkeng dalam jumlah banyak dapat memicu asam lambung naik atau menyebabkan perut kembung dan rasa tidak nyaman.