Meskipun demikian, risiko pria tetap lebih tinggi, terutama pada pria usia lanjut, karena mereka sudah mengalami akumulasi asam urat yang lebih lama.
2. Fungsi Ginjal pada Pria dan Wanita
Ginjal berperan penting dalam mengeluarkan asam urat dari tubuh.
Pada pria, fungsi ginjal cenderung menurun seiring bertambahnya usia, dan proses pembuangan asam urat menjadi kurang efisien.
Pada pria lanjut usia, ginjal tidak lagi mampu membuang asam urat dengan baik, yang menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam darah dan kemungkinan terbentuknya kristal di sendi.
Meskipun wanita juga mengalami penurunan fungsi ginjal seiring bertambahnya usia, penurunan ini tidak terjadi secepat pada pria, terutama sebelum menopause.
Karena itulah, pria lebih cenderung mengalami asam urat pada usia yang lebih tua dibandingkan wanita.
3. Pengaruh Pola Makan dan Gaya Hidup Pria
Pola makan yang kaya purin juga berperan besar dalam risiko penyakit asam urat.
Purin adalah senyawa yang terdapat dalam makanan seperti daging merah, makanan laut, dan minuman beralkohol.
Ketika purin dicerna, tubuh akan mengubahnya menjadi asam urat.
Pria, terutama yang lebih tua, cenderung memiliki pola makan yang lebih tinggi purin dan lebih sering mengonsumsi alkohol, terutama bir, yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
Wanita, di sisi lain, cenderung lebih mengontrol pola makan mereka, meskipun ini bisa berbeda setelah menopause.
Oleh karena itu, pola makan dan kebiasaan gaya hidup yang lebih sering ditemui pada pria menjadi faktor tambahan yang membuat mereka lebih rentan terhadap asam urat.
4. Kegemukan (Obesitas) pada Pria
Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk asam urat, dan prevalensinya lebih tinggi pada pria, terutama pada usia lanjut.