Nama kura-kura matahari merujuk pada pola indah di tubuhnya.
Pada musim kawin, pejantan kura-kura matahari menampilkan warna mencolok: karapas (tempurung bagian atas) menjadi kehijauan dengan pola bercorak putih, sedangkan kepala dan lehernya dihiasi garis merah atau jingga yang menyerupai sinar matahari.
Warna ini berfungsi untuk menarik perhatian betina saat berkembang biak.
3. Peran Penting dalam Ekosistem
Sebagai pemakan tumbuhan (herbivora) dan kadang-kadang pemakan bangkai (omnivora), kura-kura matahari berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Mereka membantu penyebaran biji tanaman dan membersihkan lingkungan air dari sisa-sisa organik.
Kehadiran mereka juga mencerminkan kualitas air dan kesehatan ekosistem tempat mereka hidup.
4. Ancaman Kepunahan
Kura-kura matahari masuk dalam kategori Critically Endangered (Kritis) menurut daftar merah IUCN.
Populasi mereka terus menurun akibat perburuan liar, perdagangan ilegal, dan hilangnya habitat alami.
Telur kura-kura matahari sering diambil untuk dijual atau dikonsumsi, sementara pembangunan di sekitar habitat alaminya, seperti tambang pasir dan konversi hutan mangrove menjadi lahan perkebunan, semakin mengancam keberlangsungan spesies ini.
5. Upaya Konservasi yang Dilakukan
Berbagai upaya konservasi telah dilakukan untuk melindungi kura-kura matahari.
Di Indonesia, organisasi lingkungan bekerja sama dengan pemerintah untuk melindungi habitat mangrove dan lokasi peneluran kura-kura ini.
Salah satu langkah penting adalah patroli di pantai tempat kura-kura bertelur, untuk mencegah pengambilan telur secara ilegal.
Selain itu, program penangkaran juga dilakukan untuk meningkatkan jumlah kura-kura matahari dan melepaskannya kembali ke alam.