Pemkab Banyuasin Terus Sinergi Dengan HNSI, Wujudkan Nelayan Sebagai Motor Penggerak Swasembada Pangan

Pemkab Banyuasin Terus Sinergi Dengan HNSI, Wujudkan Nelayan Sebagai Motor Penggerak Swasembada Pangan Nasional--
KORANHARIANBANYUASIN.ID — Pagi itu, Dermaga Sungsang tak seperti biasanya. Riuh suara nelayan bersahut-sahutan dengan dentuman mesin perahu yang hilir-mudik di sepanjang aliran Sungai Musi. Spanduk bertuliskan “Hari Ulang Tahun ke-52 HNSI” berkibar di tengah semangat para nelayan dan tamu undangan yang memadati lokasi. Sebuah peringatan yang bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momentum strategis untuk memperkuat posisi nelayan sebagai tulang punggung ketahanan pangan nasional.
Rabu, 21 Mei 2025, menjadi hari yang bermakna bagi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) khususnya wilayah Sumatera Selatan. Di usia yang ke-52, organisasi ini menegaskan kembali komitmennya untuk bersinergi dengan pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan, sejalan dengan program unggulan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG).
Mewakili Bupati Banyuasin Dr. H. Askolani, SH., MH, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuasin, Dr. Septi Fitri, MM, hadir dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa Pemkab Banyuasin terus menjalin sinergi erat dengan HNSI dan seluruh elemen nelayan dalam membenahi sejumlah permasalahan krusial di sektor perikanan.
BACA JUGA:Gelapkan Rumahan Bentor dan Tak Setor Uang, Pria di Ogan Ilir Diringkus Polisi
“Di tengah potensi kelautan kita yang luar biasa, terutama di Banyuasin II, nelayan masih dihadapkan pada tiga persoalan mendasar. Pertama adalah tingginya harga bahan bakar solar,” ujar Septi dengan nada serius.
Menurutnya, ketiadaan SPBU di kawasan pesisir Banyuasin II membuat nelayan harus membeli solar dengan harga jauh lebih mahal. Kondisi ini tak hanya membebani ongkos produksi, tetapi juga mengurangi daya saing hasil tangkapan nelayan. Untuk itu, Pemkab Banyuasin saat ini tengah mengupayakan pembangunan SPBU khusus nelayan bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta HNSI.
Permasalahan kedua, lanjut Septi, adalah belum tersedianya Cold Storage atau tempat penyimpanan ikan yang memadai. “Tanpa Cold Storage, hasil tangkapan nelayan hanya bisa bertahan dalam waktu singkat. Akibatnya, harga jual menjadi rendah dan nelayan merugi,” jelasnya. Sebagai solusi, pihaknya akan mendirikan fasilitas penyimpanan melalui Koperasi Merah Putih yang mengacu pada arahan langsung Presiden.
Masalah ketiga yang tak kalah penting adalah belum adanya pabrik es di wilayah Sungsang. Es menjadi kebutuhan vital bagi nelayan untuk menjaga kesegaran ikan selama berada di laut. Namun karena tidak tersedia, nelayan terpaksa membeli dari luar daerah dengan harga lebih mahal. “Rencana pembangunan pabrik es sudah ada, namun kita perlu mencari sumber mata air tawar terlebih dahulu sebagai bahan baku pembuatan es,” kata Septi.
BACA JUGA:Gelapkan Rumahan Bentor dan Tak Setor Uang, Pria di Ogan Ilir Diringkus Polisi
Dalam penutup sambutannya, Septi mengajak seluruh pihak, baik nelayan, pemerintah, hingga lembaga perbankan, untuk bergandengan tangan dalam mewujudkan impian besar ini. “HNSI adalah mitra strategis pemerintah. Mari kita bahu-membahu menyelesaikan permasalahan ini. Bila ada keluhan, sampaikan langsung ke perwakilan Pemkab di Sungsang. Kami terbuka,” ujarnya mantap disambut tepuk tangan hadirin.
Senada dengan hal tersebut, Camat Banyuasin II, Ahmad Ridwan, S.Sos., M.Si, turut menegaskan komitmen kecamatan dalam mendukung pembangunan infrastruktur penunjang nelayan. “Apa yang disampaikan oleh Kadis Perikanan adalah kenyataan di lapangan. Ketersediaan BBM menjadi masalah serius. Kami di kecamatan siap membantu merealisasikan pembangunan SPBU, Cold Storage, dan Pabrik Es,” ucapnya.
Ahmad Ridwan menambahkan bahwa dengan fasilitas yang memadai, para nelayan akan lebih termotivasi untuk meningkatkan hasil tangkapan yang berkualitas dan berdaya jual tinggi. “Ini akan berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dan memperkuat posisi Banyuasin sebagai lumbung pangan laut nasional,” tegasnya.
Sementara itu, dari pihak Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, hadir Kepala Bidang Penangkapan Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumsel, Galamda Ishak Iskandar, S.Pi., M.Si. Ia menyebutkan bahwa Sungsang merupakan wilayah strategis dalam peta kelautan Sumsel.
“Sungsang adalah sentra tangkap ikan laut. Itu sebabnya perhatian besar selalu diberikan ke wilayah ini. Jika kita bicara swasembada pangan nasional, maka tidak bisa dilepaskan dari kontribusi nelayan Banyuasin, khususnya di Sungsang,” kata Galamda.