Gigi Berlubang Bukan Masalah Sepele: Menguak Risiko Penyakit Jantung yang Tersembunyi
Penyakit jantung sering kali berhubungan dengan pembentukan plak pada arteri, yang dikenal sebagai aterosklerosis. --Foto senangsehat
BACA JUGA:4 Kelompok Ini yang Sebaiknya Menghindari Makan Alpukat, Bisa Berdampak Negatif
Bagaimana Gigi Berlubang Bisa Memengaruhi Kesehatan Jantung?
Hubungan antara kesehatan mulut dan penyakit jantung terletak pada proses infeksi dan peradangan.
Ketika seseorang memiliki gigi berlubang yang tidak diobati, bakteri dari mulut dapat masuk ke aliran darah melalui pembuluh darah kecil di gusi dan jaringan yang terinfeksi.
Begitu bakteri ini memasuki aliran darah, mereka dapat beredar ke berbagai bagian tubuh, termasuk jantung.
Penyakit jantung sering kali berhubungan dengan pembentukan plak pada arteri, yang dikenal sebagai aterosklerosis.
Plak ini terbentuk dari lemak, kolesterol, dan zat lain yang dapat menyumbat arteri, mengurangi aliran darah, dan meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bakteri dari mulut dapat menempel pada plak ini, memperburuk peradangan dan mempercepat proses aterosklerosis.
Selain itu, bakteri dan peradangan kronis dari infeksi gigi dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan pembuluh darah dan memperburuk penyakit kardiovaskular.
Bukti Ilmiah tentang Hubungan Gigi Berlubang dan Penyakit Jantung
Banyak studi telah menunjukkan adanya hubungan antara penyakit periodontal (penyakit gusi) dan peningkatan risiko penyakit jantung.
Misalnya, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Circulation" menunjukkan bahwa orang dengan penyakit periodontal memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner.
Meskipun penelitian ini lebih fokus pada penyakit gusi daripada gigi berlubang, mekanisme infeksi dan peradangan yang mendasari tetap relevan.
Studi lain juga menunjukkan bahwa orang dengan kebersihan mulut yang buruk memiliki tingkat protein C-reaktif yang lebih tinggi, yang merupakan penanda peradangan dalam tubuh.
Peradangan ini dianggap sebagai faktor risiko signifikan untuk penyakit jantung.