Pantyliner memang menyerap cairan, tapi jika digunakan terlalu lama atau tidak diganti secara rutin, justru dapat menciptakan lingkungan yang lembap.
Kelembapan ini menjadi tempat ideal bagi pertumbuhan jamur, seperti Candida albicans, yang bisa menyebabkan infeksi jamur vagina.
Gejala yang ditimbulkan antara lain keputihan berbau, gatal, dan rasa tidak nyaman saat buang air kecil.
3. Mengganggu Sirkulasi Udara
Pantyliner yang tidak berbahan katun dan memiliki lapisan plastik di bagian bawah dapat menghambat sirkulasi udara.
Akibatnya, area kewanitaan menjadi pengap dan mudah berkeringat.
Hal ini berpotensi menyebabkan bau tidak sedap dan mempercepat pertumbuhan bakteri jahat.
4. Menyebabkan Ketidakseimbangan pH Vagina
Vagina memiliki tingkat pH alami yang harus dijaga agar tetap sehat.
Bahan kimia pada pantyliner, terutama yang mengandung parfum, bisa mengganggu keseimbangan pH ini.
Jika pH terganggu, bakteri baik bisa menurun jumlahnya, dan bakteri jahat pun mendominasi.
Hal ini meningkatkan risiko infeksi bakteri vagina atau bacterial vaginosis.
5. Meningkatkan Risiko Iritasi Jangka Panjang
Jika digunakan terus-menerus, pantyliner dapat menyebabkan iritasi kronis.
Gesekan antara pantyliner dan kulit saat kamu beraktivitas, duduk, atau berjalan dapat membuat kulit di area tersebut menjadi lebih sensitif, kasar, dan mudah luka.
Tips Aman Menggunakan Pantyliner