Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Dewan Olahraga Nasional (NSC) Malaysia, Jefri Ngadirin, memberikan klarifikasi.
Ia mengatakan bahwa NSC telah menghubungi Tim LZJ serta Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Hannah Yeoh, juga terlibat untuk mendapatkan kejelasan.
“Mereka (Tim LZJ) memberi tahu bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari Zii Jia. Mungkin Zii Jia karena penasaran dan sebagainya, yang mengunggah gambar tersebut, atau memang dia tertarik dengan seni semacam itu,” ujar Jefri seperti dikutip dari Bernama.
Jefri juga menegaskan bahwa tim dan teman-teman dekat Zii Jia tidak melihat adanya tanda-tanda gangguan mental atau masalah pribadi yang serius.
“Di generasi sekarang, mereka mungkin menyukai seni semacam itu, kan? Jadi, biarkan saja dia mengekspresikan dirinya,” tambahnya.
Unggahan Bernuansa Gelap: Ekspresi Seni atau Teriakan Diam?
Pertanyaan terbesar yang muncul adalah apakah unggahan Lee Zii Jia itu sekadar bentuk ekspresi artistik atau sebenarnya merupakan sinyal dari kondisi mental yang sedang terguncang.
Di era digital, ekspresi melalui seni visual bukanlah hal baru.
Banyak anak muda, termasuk atlet profesional, mengekspresikan diri mereka lewat gambar, puisi, dan video yang kadang bersifat abstrak atau kelam.
Namun, para psikolog mengingatkan bahwa ekspresi bernuansa gelap, seperti sosok tanpa wajah, luka, atau darah, bisa menjadi indikator awal dari tekanan mental yang sedang dialami.
Meski tidak selalu berarti depresi, namun perlu ada ruang dialog dan kepedulian sebelum semuanya terlambat.
Tekanan Mental dalam Dunia Atlet
Menjadi atlet profesional tidak hanya membutuhkan kekuatan fisik, tetapi juga mental yang kuat.
Tekanan untuk terus tampil baik, ekspektasi publik, cedera, hingga kritik dari media sosial bisa menjadi beban berat.
Banyak atlet top dunia yang akhirnya membuka diri soal perjuangan mereka melawan gangguan mental.
Contohnya, Naomi Osaka dari dunia tenis, Simone Biles dari senam artistik, hingga Michael Phelps dari renang.