Waspadai Harga Pangan, Sumsel Perkuat Teknologi Pertanian dan Kelembagaan Petani

--Foto humaspemprovsumsel
KORANHARIANBANYUASIN.ID - Wagub Sumsel, Cik Ujang, menegaskan perlunya langkah antisipatif untuk menjaga stabilitas harga pangan di tengah potensi inflasi semester kedua 2025.
Pernyataan tersebut disampaikan saat membuka HLM TPID dan TP2DD se-Sumsel di Hotel Novotel Palembang, Selasa 8 Juli 2025, lalu.
Meski inflasi Sumsel semester pertama tahun ini terkendali di angka 1,88%, Cik Ujang mengingatkan bahwa tekanan dari sektor pangan masih sangat mungkin terjadi.
BACA JUGA:GSMP Menyala, Herman Deru Kobarkan Semangat Kemandirian Pangan dari Panti Sosial
BACA JUGA:Hebat! Kader PKK OKI Siti Robiyatun Raih Penghargaan Nasional di HKG ke-53
“Beras, cabai, bawang merah, dan daging ayam adalah komoditas yang harus terus dipantau. Kerja sama lintas daerah dan optimalisasi GSMP menjadi solusi utama,” ujarnya.
Ia menyatakan, Pemprov Sumsel telah mengambil sejumlah langkah strategis, termasuk mendorong penggunaan teknologi di sektor pertanian dan penguatan kelembagaan petani.
Dalam acara yang sama, Kepala Perwakilan BI Sumsel, Bambang Pramono, memaparkan adanya risiko inflasi dari empat kelompok besar makanan, transportasi, pakaian, dan pendidikan.
BACA JUGA:Sekda Sumsel Ajak TPID Kabupaten/Kota Aktif Kendalikan Inflasi Lewat Rakor dan Capacity Building
BACA JUGA:DPRD dan Gubernur Sumsel Sepakat, Raperda Pertanggungjawaban APBD 2024 Disahkan
Lebih lanjut, ia menyebut emas dan kopi sebagai komoditas yang mendorong inflasi inti.
Untuk itu, ia menekankan pentingnya penguatan hulu-hilir sektor pangan melalui pendekatan teknologi dan sosial funding.
“Penerapan teknologi seperti padi terapung serta korporatisasi petani sangat penting agar mereka bisa lebih mandiri dan punya akses pemasaran serta pembiayaan yang lebih luas,” terang Bambang.
BACA JUGA:Sumsel Darurat ODOL, Gubernur Herman Deru Siapkan Instruksi Baru untuk 13 Daerah