Indra Wijaya Bongkar Kelemahan Alwi Farhan Usai Japan Open 2025

Alwi Farhan--Foto PBSI
BACA JUGA:Dramatis! Fajar/Fikri Kalah di Poin Kritis, Indonesia Terancam Pulang Tanpa Gelar!
Di babak awal, Alwi dijadwalkan berhadapan dengan pemain peringkat satu dunia asal Thailand, Kunlavut Vitidsarn.
Sebuah tantangan besar yang tak hanya menguji kemampuan teknis, tetapi juga kestabilan emosi dan strategi bermain di lapangan.
Indra menekankan bahwa pertandingan tersebut harus dijadikan momentum untuk menunjukkan kematangan, bukan hanya sekadar tampil maksimal secara fisik.
“Di China Open, untuk Alwi tentunya saya mau lihat proses kematangannya, permainannya bisa keluar konsisten,” pungkas Indra.
Proses Pendewasaan Seorang Pemain Muda
Alwi Farhan merupakan salah satu harapan baru tunggal putra Indonesia.
Sejak masuk pelatnas PBSI, Alwi terus menunjukkan perkembangan yang menjanjikan.
Namun, Indra menilai bahwa memasuki turnamen-turnamen besar seperti Super 750 dan Super 1000, faktor nonteknis menjadi pembeda antara pemain muda dengan para elite dunia.
Menatap Masa Depan Lebih Cerah
Pemberian PR dari pelatih Indra Wijaya bukanlah bentuk kritik semata, tetapi lebih sebagai motivasi untuk Alwi agar terus berkembang menjadi pemain yang tangguh secara menyeluruh.
Usia yang masih sangat muda membuka peluang besar untuk Alwi menajamkan kemampuan teknis dan menyempurnakan sisi nonteknis yang dinilai masih kurang.
Pertandingan melawan Kunlavut Vitidsarn akan menjadi cermin yang baik untuk melihat sejauh mana kesiapan Alwi menghadapi pemain top dunia.
Jika mampu tampil konsisten dan menunjukkan progres dari sisi mentalitas, bukan tidak mungkin Alwi bisa membuat kejutan.
Perjalanan seorang atlet muda menuju puncak prestasi memang tidak selalu mulus.