Ternyata Membersihkan Luka dengan Alkohol Tak Dianjurkan, Ini Alasan Ilmiahnya
Penggunaan alkohol pada luka terbuka tidak dianjurkan karena dapat merusak jaringan kulit yang sehat--
BACA JUGA:7 Manfaat Buah Ciplukan yang Jarang Diketahui, Mulai dari Mata hingga Tekanan Darah
Alkohol, seperti etanol dan isopropil, memiliki sifat antiseptik yang sangat efektif dalam membunuh bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya.
Inilah sebabnya mengapa banyak orang memilih alkohol untuk membersihkan luka.
Alkohol tersedia secara luas, harganya murah, dan mudah digunakan, sehingga menjadi pilihan populer untuk pertolongan pertama.
Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun alkohol efektif dalam membunuh mikroba, penggunaannya pada luka terbuka tidak selalu menjadi pilihan terbaik.
Dampak Penggunaan Alkohol pada Luka
Alkohol tidak hanya membunuh bakteri, tetapi juga dapat merusak jaringan kulit yang sehat di sekitar luka.
Jaringan kulit yang rusak ini sebenarnya sedang bekerja untuk memperbaiki luka, tetapi alkohol mengganggu proses penyembuhan ini.
Selain itu, alkohol menyebabkan kulit menjadi sangat kering, yang dapat memperlambat regenerasi sel dan membuat luka lebih lambat sembuh.
Selain memperlambat penyembuhan, alkohol juga menimbulkan rasa perih yang cukup intens ketika diaplikasikan pada luka terbuka.
Rasa perih ini merupakan tanda bahwa jaringan kulit yang sehat ikut terpengaruh.
Luka yang terkena alkohol juga bisa mengalami iritasi lebih lanjut, terutama jika kulit di sekitar luka sensitif atau sudah meradang.
Ada juga risiko infeksi jika penggunaan alkohol tidak tepat.
Alkohol dapat membuat lapisan kulit di sekitar luka menjadi sangat kering, sehingga rentan terhadap keretakan atau pecah-pecah.
Kulit yang kering dan pecah-pecah ini bisa menjadi tempat masuknya bakteri, yang pada akhirnya dapat menyebabkan infeksi pada luka.