Politik dan Hukum dalam Perspektif Demokrasi dan Keadilan

Syaiful Rosad--
Hukum juga menjadi instrumen untuk menjaga keadilan, mencegah penyalahgunaan kekuasaan, dan menciptakan ketertiban dalam masyarakat.
Namun, dalam praktiknya, hukum sering kali berhadapan dengan tantangan besar, terutama ketika harus berurusan dengan kekuatan politik.
Hukum yang seharusnya netral dan adil, kerap kali menjadi alat untuk melanggengkan kekuasaan atau bahkan melindungi pelaku pelanggaran hukum yang memiliki kedekatan dengan penguasa.
BACA JUGA:Jembatan Suak Bara Jalintim Palembang-Betung di Banyuasin Berlubang, Lalu Lintas Tersendat
Keterkaitan antara politik dan hukum sering kali menjadi topik yang penuh kontroversi. Di satu sisi, hukum harus menjadi panduan bagi proses politik untuk memastikan keadilan dan akuntabilitas.
Namun, di sisi lain, politik memiliki kekuatan untuk memengaruhi proses hukum, baik melalui regulasi maupun keputusan-keputusan yang diambil oleh para pemimpin politik.
Dalam konteks Indonesia, hubungan antara politik dan hukum sering kali memunculkan dilema. Banyak kasus yang menunjukkan bagaimana kekuasaan politik digunakan untuk memengaruhi proses hukum, terutama ketika melibatkan individu atau kelompok yang memiliki kedudukan penting dalam pemerintahan atau partai politik.
BACA JUGA:Propam Polres Banyuasin Periksa Handphone Personil untuk Cegah Judi Online
Kasus-kasus korupsi yang melibatkan pejabat tinggi, kepala daerah, atau kader partai politik menjadi contoh nyata dari kompleksitas ini. Meskipun banyak di antara mereka yang akhirnya dijerat oleh hukum, tidak sedikit pula yang berhasil lolos dari jerat hukum karena adanya intervensi politik.
Sebagai Presiden, Prabowo Subianto telah menunjukkan sikap tegas terhadap pemberantasan korupsi. Dalam berbagai kesempatan, Prabowo menyampaikan komitmennya untuk menindak tegas siapa pun yang terbukti melakukan korupsi, tanpa pandang bulu. Ia bahkan berjanji untuk memberhentikan menteri-menteri yang terlibat korupsi, termasuk dari partai politiknya sendiri, Gerindra.
Langkah ini patut diapresiasi karena menunjukkan komitmen Presiden Prabowo dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan akuntabel. Sikap tegas terhadap korupsi juga ditunjukkan dengan penindakan terhadap kepala desa yang menyalahgunakan dana desa.
BACA JUGA:Mimpi, Jadi Urang Gerot
Sebagai masyarakat, kita tentu berharap komitmen ini dapat terus konsisten diterapkan, sehingga menjadi contoh bagi semua pihak untuk tidak bermain-main dengan uang rakyat.
Namun, komitmen ini juga perlu diimbangi dengan upaya memperkuat institusi penegak hukum agar mampu bekerja secara independen dan profesional.
KPK, misalnya, harus didukung untuk tetap menjadi lembaga yang kuat dan bebas dari intervensi politik. Begitu pula dengan institusi lainnya, seperti Kejaksaan Agung dan Kepolisian, yang harus diberdayakan untuk memastikan penegakan hukum yang adil dan transparan.