Jejak Shuttlecock: Transformasi Kok dari 1840 hingga Era Digital 2025

--
Proses produksinya tetap manual, dan kualitas sangat bergantung pada keahlian pembuatnya.
Shuttlecock berbahan alami ini menjadi standar dalam turnamen, tetapi rentan terhadap kerusakan akibat kelembaban dan benturan kuat.
Inovasi Awal dan Kemajuan Industri (1950–1980)
Masuknya bulu tangkis ke Olimpiade pada tahun 1972 sebagai olahraga demonstrasi (dan resmi pada tahun 1992) mendorong peningkatan mutu alat-alat permainan, termasuk shuttlecock.
Produsen besar seperti Yonex dan Victor mulai menciptakan jalur produksi massal shuttlecock dengan kontrol kualitas yang lebih baik.
Meski masih memakai bulu angsa, perkembangan utama terjadi pada penggunaan gabus sintetis sebagai pengganti gabus alami, dan penggunaan perekat yang lebih tahan lama.
Inovasi ini membantu menjaga bentuk shuttlecock lebih lama dan mengurangi kerusakan saat digunakan dalam pertandingan cepat dan agresif.
Munculnya Shuttlecock Sintetis (1980–2000)
Era 1980-an hingga 2000-an menandai eksperimen besar dengan shuttlecock sintetis.
Bahan plastik mulai digunakan untuk menggantikan bulu alami, terutama untuk kebutuhan rekreasi dan pelatihan.
Shuttlecock plastik memiliki keunggulan dari sisi daya tahan dan harga produksi, tetapi kurang stabil dalam hal lintasan dan kecepatan dibanding shuttlecock berbulu.
Namun, dengan meningkatnya teknologi pencetakan dan material, shuttlecock sintetis mulai diperbaiki untuk meniru performa shuttlecock bulu.
Para produsen seperti Yonex dan RSL mengembangkan varian shuttlecock plastik yang semakin mirip dengan karakteristik shuttlecock bulu asli.
Integrasi Teknologi Modern (2000–2020)
Di awal abad ke-21, teknologi produksi shuttlecock mengalami peningkatan pesat.